Selasa, 12 Mei 2009

Your Choice

Pernahkan kamu merasa jengkel, kesal, marah, atapun benci terhadap diri kamu sendiri????
Jengkel karena ada sesuatu hal yang kamu tidak suka tapi kamu melakukannya
Kesal karna sesuatu yang kamu punya tiba tiba hilang dari kamu
Marah karena kamu mengambil keputusan yang salah yang dampaknya ke kamu sendiri
Benci karena ada yang diinginkan ternyata kenyataan yang tidak sesuai dengan harapanmu.

Apa yang akan kamu lakukan??? Ketika orang yang kamu sayangi pergi tanpa berkata ...A..B..C...D... tiba tiba "Sim Salabim" dia hilang tanpa jejak. Maybe ....Nangis dari pagi sampe pagi, ato lari Marathon sampe 1000 kilo ....hehehehee... semuanya ga akan ngilangin rasa perihnya ditinggalkan. Yang tertinggal hanya rasa lelah.. lelah mikiran persaan kamu yang campur aduk. lelah dengan pikiran yang muluk muluk.

So yang harus kamu lakukan adalah:

Pertama. introspeksi diri.
Seseorang ninggalin kamu pasti ada alasannya. Tidak perlu bertanya padanya Kenapa atau WHY??? bertanya padanya hanya akan menambah rasa belas kasihnya. Pastinya dia ga akan jadi ninggalin kamu kalu kamu bertanya dengan mimik memohon. Apa Kamu mau dia tetap bertahan hanya atas dasar Rasa Iba saja??? Jawabannya silahkan di jawab sendiri. Kalau sudah dapat jawabannya Maka langkah selanjutnya

Kedua. Berfikirlah
Berfikirlah sesuai dengan akal dan nuranimu. jangan berfikir sesuai dengan perasaanmu saja. ketika kamu berfikir dengan perasaan, kamu hanya akan melihat masalah dari satu sisi saja yaitu posisinya kamu yang disakiti. kalu sudah begini pastinya semua akan disalahkan. cobalah berfikir dengan akal dan nurani niscaya kamu akan dapatkan beberapa alasan yang membuat keputusan itu pasti ada manfaatnya, buat kamu ataupun buat orang yang kamu sayangi. Kembangkan setiap alasan yang mungkin dari setiap pertanyaan yang timbul di benak kamu dan ambillah kesimpulannya. Kesimpulan dari semuanya adalah hal hal yang mestinya kamu perbaiki

Ketiga. Ikhlas
Ikhlaskan hati kalau memang keputusan itu yang terbaik. mungkin tidak baik untuk kita tapi baik untuk orang yang kita sayangi. Kebahagiaan tertinggi dari rasa mencintai adalah Melihat orang yang kita cintai bahagia. Tapi jangan pernah lupa kalau kita juga pantas untuk bahagia. Mungkin kebahagaian kita bukan saat dengannya. Serahkan urusannu pada Allah SWT karena Dia adalah sebaik baik pemberi keputusan.

Jadi semua manusia pernah merasakannya hal yang aku sebutkan diatas, bukan manusia mananya kalau ga pernah merasakan ini. Tapi pertanyaan selanjutnya apakah kita menyesal dengan semua yang kita lakukan sebelumnya???? jawabnya "Berhentilah untuk Menyesal" kita tidak akan pernah bisa belajar dari kesalahan kalau kita terus menyesalinya. Ambillah pelajaran dan hikmah dari setiap kesalahan kita. dan jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.



note:
Ga tau kenapa aku bisa sampe nulis kayak gini..hehehhe.. Tapi kalu ada teman yang pengen sharing pendapat mengenai tips diatas atupun membantah hal hal diatas aku trima lewat komentarnya...karna kalu menurut aku jika tulisan diatas aku serahkan ke temanku... pasti akan langsung dicoret coret nih tulisan dan dia akan membantah habis habisan. tapi aku yakin pastinya diantara tulisan diatas ada yang bermanfaat buat kamu.

Senin, 04 Mei 2009

Pisang Dan Hati

Maryam, guru kelas menganjurkan satu permainan yang sungguh menarik untuk murid-muridnya. Setiap murid diminta membawa tas plastik yang berisi pisang yang tertulis nama orang yang paling mereka benci ke kelas pada esok hari. Jadi, jumlah pisang yang dibawa tergantung kepada jumlah orang yang dibenci.

Keesokan harinya, setiap murid membawa tas plastik berisi pisang masing-masing. Ada yang membawa tiga biji, ada juga lima biji dan paling banyak delapan biji. Semuanya sudah ditulis nama orang yang paling mereka benci.

"Sekarang simpan pisang itu. Jangan lupa bawa ke mana saja kamu pergi selama seminggu. Inilah permainannya. Selepas seminggu, kita akan tahu keputusannya" kata ibu Maryam. Anak-anak tersebut menyimpan pisang masing-masing di dalam tas.

Hari demi hari berlalu, pisang tersebut mulai berbintik-bintik dan akhirnya menjadi busuk . Anak-anak itu mulai merengut dan marah. Mereka tidak menyukai permainan itu lagi kerana selain tas berat, badan berbau busuk. Ada yang menangis, enggan meneruskan permainan.

Seminggu berlalu, pagi-pagi lagi murid-murid Maryam sudah bersorak. Permainan sudah berahir. Tidak ada lagi beban dan bau busuk yang perlu dibawa.

"Okey semua, apa rasanya bawa pisang dalam tas ke sana ke mari selama seminggu?" tanya ibu Mayam. Semuanya serentak mengatakan mereka benci permainan itu. Mereka kehilangan teman, sering diejek dan terpinggirkan. Lebih buruk lagi, terpaksa tidur, makan, mandi, bermain dan menonton TV dengan bau busuk.

"Itulah sebenarnya yang berlaku kalau kita simpan perasaan benci pada orang lain dalam hati. Bau busuk kebencian itu akan mencemari hati dan kita akan membawanya ke mana saja kita pergi. Jika kamu sendiri tidak tahan dengan bau pisang busuk hanya untuk seminggu, cuba bayangkan apa akan jadi kalau kamu simpan kebencian sepanjang hidup kamu" kata ibu Maryam.

Maryam mengingatkan anak muridnya supaya membuang jauh-jauh perasaan benci dari pada membebani hidup. Menyayangi lebih baik darpada membenci. Moralnya, jangan letakkan pisang didalam tas. Jangan simpan kebencian, dendam kesumat dan apa-apa yang buruk dalam hati. Seperti pisang yg makin membusuk, begitu juga hati.

About U

Aku Tau Aku Bersalah
Aku Terus menjaga Rasa Cintaku
meskipun aku tahu hal ini tak mungkin lagi

Andai Saja Dia Tidak Pernah datang Padaku
Mamberikan Rasa cinta yang Begitu Indah
Memberikan saat saat terindah disampingnya
Memberikan Rasa Nyaman Saat didekatnya.

Aku ingin berkata
Jangan Pergi Dariku
Jangan Tinggalkan Aku

Tapi semuanya tak mampu aku ungkapkan
Aku hanya diam seribu bahasa karena
Aku tak mampu mejelaskan perasaanku
Aku hanya berfikir aku Mampu Melalui Semua ini

Jumat, 01 Mei 2009

Tidak ada Judul ^_^

Pagi yang indah,,,
Hari ini kuawali dengan menyapa Penciptaku.. Aku katakan "Apa Kabarmu Hari Ya Allah??? Pasti baik baik saja jawabku ^_^. Aku Rindu PadaMu.. Rindu ingin bersua denganMu.. Rindu Berada Di DekatMu. Melalui malam malam sepi aku sering merasakan hal ini tapi tak ada bahasa yang bisa mengungkapkan rasa rinduku padaMu. seperti Rabiatul Adawiyah yang menjadikan Mahabbah sebagai penghubungnya denganMu, akan tetapi dia pun tak bisa memabahasakan perasaannya. berbait bait puisi dan pujian di berikan hanya untuk memujaMu, tapi ribuan kalimat tidak mampu memuaskan rasa rindunya yang begitu dalam.

Aku takut jadi seperti Dia, karena aku tahu rasa rindu ini tidak akan pernah terpuaskan. Aku merasa belum pantas untuk ada di maqam ini. karena seharusnya masih banyak maqam yang harus kulalui sebelum aku sampai pada Mahabbah dan Shauq. Alasan Yang paling mendasar dari semua ketidak pantasan ini adalah taubahku yang belum sempurna. Seperti rumah yang tidak berpondasi, begitu gampangnya angin dan hujan merobohkannya dan itulah gambaran diriku saat ini.

Tapi Engkau pasti tahu kalau aku bukanlah hambamu yang suka berputus asa dan mudah menyerah sebelum aku mencoba dan babak belur karna aku tak mampu menjalaninya. Yang aku tahu aku adalah hambamu yang paling Engkau sayangi walaupun terkadang aku sedikit keras kepala. ^_*.


Ilahi lastu lilfirdausi ahla, walaa aqwa 'ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fainaka ghafirudz- dzanbil 'adzimi....

Duh Gusti... tidak layak aku masuk ke dalam sorga-Mu
tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu
Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosa
kusesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa ....

Dzunubi mitslu a'daadir- rimali, fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa 'umri naqishu fi kulli yaumi, wa dzanbi zaaidun kaifa -htimali

Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai, maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan
Dan umur hamba berkurang setiap hari, sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku

Ilahi 'abdukal 'aashi ataak, muqirran bi dzunubi wa qad di'aaka
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun, wain tadrud faman narju siwaaka

Duh Gusti... hamba-Mu penuh maksyiat, datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan,
Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
Tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap ?