Senin, 15 Februari 2010

Sulitnya Memahami Wanita

Wanita…hatinya seperti padang tandus, jika kau air maka janganlah menyiramnya terlalu banyak karena akan mengikisnya

Dan jangan terlalu sedikit karena kau takkkan berarti apa-apa….
Berikanlah secukupnya disaat dia membutuhkannya, maka padang tandus itu akan menjadi padang rumput yang memberi kehidupan…..

Sulitkah memahami wanita??
Bersama wanita itu seperti menggenggam pasir…
Dia akan keluar dari sela2 jari jika terlalu kuat menggenggamnya, apalagi kalo malah melepasnya dua-duanya hanya akan menyebabkan kita kehilangannya…
Jadi kita harus menggenggamnya dengan penuh perasaan…..

Mungkin curhat seorang suami dibawah berikut dapat memberi kelegaan bagi pria-pria yang membutuhkan gambaran tentang begitu misterius nya seorang wanita, yang kelihatannya dangkal namun sebenarnya curam dan tak berdasar.

Selamat membaca

Sulitnya memahami seorang wanita, ternyata bukan mitos semata. Meski waktu pacaran memang sudah terasa sulitnya, saya pikir setelah menikah lebih mudah memahami wanita. Ternyata, makin sulit! Berdasarkan hasil pengamatan saya, ternyata justru hal-hal kecil dari sisi kehidupan seorang wanita yang paling sulit dipahami.


Semua orang juga tau kalo wanita itu senang shopping. Saya juga senang menemani istri shopping; lumayan bisa ikutan “cuci mata”…he..he… Kalo saya sih ( mungkin hampir semua pria juga sama ) selalu straight to the point, niat mau beli sepatu, langsung ke toko sepatu dan tak sampai tigapuluh menit belanjaan sudah di tangan. Sedang istri tercinta yang tadinya dari rumah niatnya cuma mau beli jepit rambut membutuhkan waktu lebih dari dua jam! Itupun akhirnya sang jepit tak terbeli, malahan beli daster, tas, dan mainan untuk si kecil. Pernah juga saya mengantar dia ke Pasar Baru untuk beli sandal dan setelah berkelana dari satu toko ke toko lain selama berjam-jam, dengan muka ditekuk mengatakan bahwa modelnya tidak ada yang cocok dan minta diantar ke tempat lain. Oh my, God! Dari sekian puluh toko yang berjajar tak satupun model yang berkenan di hatinya…..rasanya gemas sekali, tapi karena cinta, ya sudah saya turuti saja ( meskipun dalam hati saya mangkel luar biasa…)


Masalah bajupun sering bikin pusing. Kalo dia pake baju baru dan saya ngga ngeh, pasti buntutnya ngambek. Saya dibilang ngga memperhatikan istri, dst, dst…. Padahal maksud saya ngga begitu kok. Wong, bajunya segudang; mana saya hafal yang baru mana yang lama mana…..ha..ha… saya sering jadi ketawa sendiri. Soal penampilanpun demikian. Kalo saya puji dia cantik; dia ngga percaya; rayuan gombal katanya; kalo ngga memuji dianya ngambek, katanya ngga cinta lagi ..wah…pusing!


Belum lagi seringnya dia mengeluh kegemukan, alias ngga pede. Padahal di mata saya dia sudah terlihat perfect. Dengan status sudah menjadi ibu, tubuhnya terbilang ramping. Tapi katanya masih kurang malah pingin diet ketat segala…..lha…memangnya mau jadi papan setrika? Katanya pingin punya penampilan menarik untuk suami, nah saya selaku suami udah merasa fine-fine aja kok masih tetap ngga pede.


Yang juga sering jadi pemicu pertengkaran adalah rasa curiga yang kadang bikin saya pingin tertawa terpingkal-pingkal. Istri saya itu hobi banget nonton telenovela dan sinetron. Kadang saya ikut nemanin dia nonton, hasilnya saat ada adegan suami yang punya selingkuhan, dengan tatapan penuh kecurigaan dia ngomong gini: “Papa ngga kayak gitu kan?!” Huh, sebal rasanya, niat baik ikut nemanin nonton-meski saya sebetulnya alergi sama tontonan model begitu-malah dia jadi curiga sama saya.


Acara ke bengkel pun ngga luput dari kecurigaan istri saya tersayang itu. Kalo saya larang untuk ikut-karena di bengkel panas dan kotor- dia ngambek dan menuduh saya yang bukan-bukan, misalnya punya janji kencan dengan cewek… Ya, sudah sekalian saja saya ajak. Eh, disana dia kepanasan dan baru sebentar aja udah ngambek minta pulang. Kalo saya mau ngumpul bareng sahabat lama, maka wajib bagi saya untuk menyerahkan daftar pengikut acara. Kalo ada satu nama saja yang tak berkenan, jangan harap ijin bisa keluar….. wah, galaknya lebih-lebih dari ibu kos saya dulu…he..he….


HP juga sering lho, jadi masalah. Kalo pas dia nelfon ke HP dan ngga aktif, sudah bisa dipastikan mailbox saya akan penuh dengan omelannya. Lha, di dalam ruang meeting memang ngga ada signal dari sananya kok saya yang didamprat? Ha..ha.. lagi-lagi saya jadi ketawa sendiri.


Begitulah, bagi saya wanita itu ternyata memang sangat sulit dipahami, cinta saja tak cukup untuk memahami mereka, diperlukan pula kesabaran yang tinggi. Adakah perasaan saya ini mewakili para suami yang lain?


Salam :


Seorang suami yang selalu ingin menyenangkan dan lebih memahami istrinya tercinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar