Jumat, 12 Maret 2010

Pemberian Paling Istimewa

(dari Catatan Sakti Wibowo, 9 maret 2.29 am)
"Sebuah PEMBERIAN terasa mewah saat dilakukan sebelum DIMINTA."

Seorang suami menunggu bertahun-tahun... untuk tangannya dicium sang istri saat dirinya pulang kerja. "Rasanya seperti prajurit pulang perang membawa kemenangan," katanya.

Untuk hal sesederhana itu...?

"Itu bukan hal sederhana, melainkan sesuatu yang sangat istimewa," jawabnya, bangga.
Oh, maksud saya, bukan 'mencium tangan'-nya yang sederhana. Jika saja komunikasi berjalan dengan baik, dia tidak perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan perlakuan semacam itu. Yang perlu dia lakukan hanya sederhana saja, 'menyampaikan' keinginannya kepada sang istri [dan itu tidak memakan waktu lebih dari lima menit], maka terhindarlah dia dari siksaan menunggu bertahun-tahun.

Benarkah demikian?

Kawan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam membangun hubungan. Entah itu dalam konteks pasangan, hubungan orang tua-anak, relasi kerja, pertemanan... dan sebagainya. Namun, jika komunikasi diterjemahkan semata-mata pada aspek verbal, tentulah tidak demikian realitanya. Faktanya, persentase bahasa nonverbal jauh lebih besar dibanding verbal.

Mau tahu buktinya?

Seorang istri mengeluh karena suaminya tidak pernah mengucapkan "i love you" sepanjang 3 tahun pernikahannya. Lalu dia mendatangi pakar komunikasi.

"Sederhana saja, ungkapkan apa yang Anda inginkan itu agar suami Anda mengerti! Suami Anda tidak mengucapkan 'cinta' barangkali karena dia tidak mengetahui betapa pentingnya hal itu bagi Anda. Kalau Anda sampaikan, saya yakin suami Anda tidak akan keberatan melakukannya."

Dan, benar! Sejak si istri menyampaikan hal itu kepada suaminya, sejak saat itulah sang suami rajin mengucap 'i love you', 'i miss you,' dan segala macam kalimat cinta dengan sejuta bahasa.

Apakah dia menikmatinya? Ternyata tidak! Dia merasakan kalimat itu hambar.

"Saya ingin dia mengucapkan itu sebelum saya minta," katanya!

Ya... terkadang, kita merasakan suatu kata yang natural itu lebih mewah daripada kata yang sama yang diucapkan berulang-ulang setelah diminta. Sebab, saat sesuatu baru dilakukan setelah didahului dengan permintaan, ada semacam aura keterpaksaan, tidak natural, tidak alamiah, rekayasa, dan membuat sesuatu termanipulasi.

Adalah PENTING untuk mengerti sebelum diberitahu. Sebab, bisa jadi seseorang menahan diri untuk 'memberitahu' karena mengharapkan sesuatu berjalan natural tanpa manipulasi. Artinya, jika orang tersebut pada akhirnya 'mengatakan' apa yang dia inginkan, dia telah memutuskan untuk tidak mengharapkan lagi sesuatu yang natural. Anda telah kehilangan kesempatan memberikan yang termewah untuk orang yang Anda sayangi!

Adalah PENTING untuk memahami bahwa 'komunikasi' tidak sebatas pada kata-kata verbal. Jadi, memahami orang lain bukan sekadar mengerti apa yang dia ucapkan. Jika mata adalah jendela hati, maka kita bisa menyelami keinginan itu dari sana. Selamilah matanya, dan temukan keinginan-keinginan tersembunyi yang tidak dia katakan! Sebab, di sanalah dia berharap Anda memberikan sesuatu yang paling istimewa, walaupun itu sederhana!

Sebuah catatan kecil, sepulang dari Ciangsana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar