Selasa, 20 Oktober 2009

Memory At Friendster Blog 02 Desember 2008

ORANG  KEDUA

Orang Kedua,, itu yang paling ku benci.
Sejak kelas 2 SD aku dah marahan sama temanku. dia anak baru, pindahan dari sekolah di Bitung. mulanya asik aja sama dia karna punya teman baru, tapi lama lama dia merebut semua perhatian dikelas itu. sebelumnya hanya aku dan seorang teman perempuan yang sering berkompetisi dan aku merasa tetap menjadi orang pertama walaupun terkadang posisiku berubah jadi orang kedua. setelah dia datang semua di dalam kelas jadi berubah. Semua perhatian terpusat padanya. dari perhatian dan sayangnya guru2 ke dia, serta teman teman sekelas yang mulai berubah haluan.

Sejak saat itu aku mulai merasa iri dengannya, rasa iri ini kemudian berkembang jadi rasa marah dan benci karna aku tetap tidak bisa menggantikan posisinya sebagai orang pertama dalam kelas itu, sampai ahirnya aku pindah dari sekolah itu. sejak saat itu aku mulai mengenal rasa benci yang namanya orang kedua. baik itu aku sebagai orang kedua, ataupun orang lain yang jadi orang kedua.

Orang kedua yang ku benci : Mama Tiri dan Papa Tiriku..okelah sebagai anak aku tidak bisa punya perasaan seperti ini terhadap orang tuaku. tapi apalah dayaku sebagai anak umur 8 tahun tidak punya seorang untuk jadi pembimbing dan panutannya,,,? tidak ada yang mengajarkan seharusnya rasa benci itu tidak dipelihara dalam hatiku. apakah semua yang kulakukan itu baik atau buruk…? apa yang harus kulakukan dengan rasa itu..??? berbagai cara kulakukan untuk merebut kembali perhatian kedua orang tua. aku bertindak sesuai dengan naluriku untuk tetap menjadi orang pertama dihati mereka, untuk menjadi anak yang diakui dan dibanggakan.

Bertahun tahun ini aku lakukan, sampai aku putus asa karna tak kuasa untuk merubah keadaan. aku mulai benci dengan sebagian dari diriku yang selalu ingin terlihat baik dihadapan keluargaku. hingga aku berubah ingin menjadi anak yang buruk perilakunya, pemberontak dan keras kepala, tapi naluriku mengatakan aku tidak bisa seperti itu.. alasannya karena predikat sebagai anak yang baik sudah melekat didiriku, aku juga tidak ingin menghancurkan usahaku selama bertahun tahun.

Sampai aku masuk bangku kuliah aku memutuskan untuk jadi diri sendiri. aku menikmati kebebasanku sebagai diri yang bebas dari tuntutan untuk jadi orang pertama ataupun yang kedua. bebas mengekspresikan diriku tanpa batas. inilah kemenangan pertama yang kurasakan.

kemenanganku yang kedua adalah saat aku menjadi orang pertama dalam dalam hati sainganku (teman yang paling ku benci saat kelas 2 SD itu ) biarlah saat itu aku harus jadi yang kedua, tapi tidak untuk saat ini. aku merebut hatinya bahkan sampai aku berpisah dengan dia, aku tetap menjadi orang pertamanya… lucu kalu ingat ini. :)).

kemenanganku yang ketiga adalah sampai saat ini aku tetap menjadi anak yang terbaik di dalam keluargaku. heran aja…. padahal begitu banyak hal yang tidak baik yang pernah aku lakukan, tapi belum bisa mengubah predikatku. aku merasa ini mungkin semua hasil dari usahaku selama bertahun tahun.

hidup bagiku adalah berusaha untuk tetap menjadi orang yang pertama, tak peduli berapa berat aku harus bertahan dalam setiap cobaan yang datang dan seberapa banyak waktu yang dihabiskan.

So kalu saat ini aku harus jadi The Second lady kayak novelnya Irving wellace…

IT iS Not Really ME.

1 komentar:

  1. Zweet_Lusi

    December 3, 2008 @ 1:30 am

    Cici…. Ciko…. ; )
    terkadang ada hikmah yang bisa diambil ketika kita menjadi orang kedua.
    “sabar dan ikhlas”
    jarang didunia ini ada orang yang bisa bertahan dengan sabar dan menerima sesuatu dengan ikhlas. cieeee…….
    tpi cici beruntung punya dua orang bapak dan dua orang ibu. klo lucy????????? bisa memanggil kata “papa”pun sekarang begitu lucy rindukan say….
    ya begitulah kehidupan…. atau karena manusia yang tidak pernah merasa puas????? “semoga kita menjadi orang yang selalu puas dengan semua pemberianNYA AMIN”
    ups…. mengenai saingan orang kedua, itu cowok ya say? aduh.. bahaya lho saingan ma cowok, karena dari benci bisa jadi…..????? hehehehehe.
    lucy nih bingung, siapa sih orang “terdekat” nya cici??? kayaknya setiap cici entry cerita di blog kok kayak beda2 orang… hehehehe… bercanda say… nnti kita bahas via chatting ye…. hahay… ; )

    chiqo

    December 3, 2008 @ 2:01 am

    bingung ya lus…?
    ciko juga bingung.. kalu saingan itu cerita jaman dulu…hi..hii…
    cerita ini sih refleksi dari apa yang ciko rasa skarang (ahir Tulisan) dan ada hubunganya sama cerita yang dulu2.
    orang terdekat. pastinya ada dong dan ciko rasa lusi pasti tau.:) cuman nda bisa di ekspos nanti ada yang mengamuk..hi..hii

    athief_in_memory

    December 3, 2008 @ 9:14 pm

    salam ^_^
    dalam dunia merketing, ada keuntungannya lho menjadi pringkat 2, karena apabila brand yang berada di pringkat 1 mulai ditinggalkan konsumen, maka bisa jadi pilahn konsumen adalah yang kedua hehe sory ni cmn bcnda aja, lagian cici kan bukan brand, kayak simpati . Yang pertama atau pun kedua sama2 punya kelebihan dan kekurangannya, kitanya aja yang harus bisa memberi nilai tambah buat diri kita agar diri agar kita akan menjadi yang pertama dan mungkin yang terakhir.
    Sukses, tak diukur dari seberapa banyak yang kita dapatkan akan tetapi seberapa banyak yang bisa kita berikan.
    salam hangat
    Wassalam ^_^

    chiqo

    December 3, 2008 @ 10:54 pm

    justru karna cici rasa punya nilai tambah lebih makanya cici buat tulisan ini… duile… yang PD nya ketinggian… hi,,hi…
    kalu menurut atief cici termasuk orang yang suskes tidak..??? just kidding… thank for the comment

    athief_in_memory

    December 4, 2008 @ 1:59 am

    salam .
    kelebihan dan kekurangan seseorang mnurt atif kitalah yang paling tahu. dengan tanpa menafikan apa pendapat orang lain tentang kita, apa yang orang ketahui tentang kita belum sepenuhnya benar atau salah, mungkin saja dia belum mendapatkan informasi yang memang mengambarkan siapa kita sebenarnya . tul gak? toooooooooooolll :). kitalah yang bisa tau siapa kita sebenarnya, asalkan kita mau melihat kedalam diri kita, kita kan mendapatkan betapa banyaknya kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita. tapi bukankah dengan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita, itu merupakan tanda bahwa kita memang adalah mahluk sempurna? apa jadinya klo kita hanya memiliki kekurangan saja atau kelebihan saja?? (gimana ya? ()_() )>> hehe sory klo jawabnya panjangan dikit… atif jadi malu klo baca nie koment sndiri, kayak orang hebat aja, padahal atif masih punya banyak kekurangan hehe setau atif sih cici emang punya ‘nilai’ kok. so keep try to be your self… (sok inggeris lagee )
    Wassalam

    BalasHapus